Munarman : Saya Mengagendakan Pembubaran JIL


Sebagai organisasi yang selama ini lantang menyuarakan liberalisasi agama (Islam), Jaringan Islam Liberal (JIL), dalam beberapa tahun terakhir terlihat mati suri.

Hidup segan mati tak mau, karena sumber pendanaan adalah musuh bebuyutannya, mereka dari The Asia Foundation, USAID,Gorge Soros melalui Yayasan Tifa, mendadak dihentikan. Akibatnya proyek- proyek subversive politik dan agama yang mereka lancarkan menjadi kehilangan darah
Tapi baru saja salah satu pentolannya, Ulil Absar Abdalah, dipercaya partai penguasa (Partai Demokrat) menjadi pengurus di jajaran DPP, JIL kembali bersuara. Sudah mendapat suplai dana? Yang pasti, kali ini target utamanya FPI. Tak tanggung-tanggung, Ulil bersuara lantang melalui media yang menjadi corongnya, menyuarakan pembubaran PPI. Padahal, kasus yang menjadi pintu masuk, kasus Banyuwangi, sama sekali tidak melibatkan FPI.

Karenanya, FPI melalui juru bicaranya Munarman barbalik menuntut pembubaran JIL. Kenapa FPI menuntut pembubaran JIL? Apa celah hukum yang memungkinkan pembubaran organisasi pengasong Sepilis ini? Untuk manjawab pertanyaan itu, wartawan Sabili Dwi Hardianto dan Lufti Avianto mawawancarai Ketua DPP FPI Bidang Nahi Munkar, Munarman SH. Berikut petikannya :

Pembubaran FPI adalah isu lama. Kenapa muncul lagi ?
Karena memang agenda meraka sejak awal FPI harus dibubarkan karena FPI dianggap menghalangi agenda liberalisasi di Indonesia dari kelompok Sepilis. Karena dianggap sabagai panghalang di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, apalagi di bidang agama, maka FPI menjadi target pambubaran oleh kelompok-kelompok Sepilis ini. Sebenarnya, agenda liberalisasi mereka secara fundamental bukan liberalisasi politik dan akonomi, tapi liberalisasi agama. Dengan liberaliaasi agama ini mereka bisa membuat tafsir baru pada Al-Qur’an yang sesuai dengan selera dan kehendak mereka. Tafsir ini membongkar tafsir resmi yang selama ini sudah menjadi jumhur (kesepakatan) ulama.

Di mana kaitannya dengan tuntutan pembubaran FPI ?
Sebagai ormas Islam yang memiliki tradisi kuat untuk menjaga keotentikan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah tentu saja menolak cara-cara yang ditempuh kalangan Sepilis. Karenanya, FPI pun mendapat penentangan karas dari kelompok-kelompok Sepilis di negeri ini. Mereka mengetahui bahwa FPI adalah salah satu ormas Islam yang menurut perhitungan mereka manjadi organisasi yang paling krusial untuk mereka hadapi. Paling krusial bukan saja pada tahap pertarungan idaologi, tapi juga sebagai organisasi yang paling siap pada level atau front partarungan fisik. Ini yang sebenamya mereka takuti pada FPI.

Karenanya, tarkait kasus Banyuwangi, sebenarnya hanya menjadi pintu masuk untuk membubarkan FPI?
Batul. Tadinya, mereka sebenarnya akan manggunakan kasus Singkawang sebagai pintu masuk untuk membubarkan FPI. Kasusnya, berawal dari sindrom kalangan minoritas yang berasal dari etnik Tionghoa dan non Muslim. Kebetulan, Walikota Singkawang juga berasal dari etnis Tionghoa. Maka Walikota mencari dukungan dari kalangan non Muslim lainnya, khususnya etnis Tionghoa dan suku Dayak. Caranya, sang walikota mambuat konstruksi sajarah yang diambil dari pemahaman kaum orientalis dalam sebuah seminar tahun 2008.

Pada seminar itu, Sang Walikota mengatakan, masyarakat Melayu sepanjang sejarah di Kalimantan Barat telah memperbudak suku Dayak. Kamudian datanglah etnis Tionghoa yang menurut sang Walikota telah membebaskan orang Dayak dari perbudakan. Karenanya, dalam makalah itu, sang Walikota yang bernama Hasan Karman ini menulis, orang Tionghoa lebih suka melakukan hubungan sosial dan perdagangan dengan suku Dayak dibanding suku Melayu. Mendengar penjelasanya ini, masyarakat Melayu di Kota Singkawang pun memprotesnya dengan melakukan demo besar-besaran. Nah, dalam demo ini, terlibat juga laskar FPI, sebagai salah satu komponen, Akhirnya, sang walikota harus meminta maaf kepada Sultan Sambas yang dijabat oleh keturunan sultan yang masih berumur 15 tahun, sehingga sang walikota merasa malu besar.

Kasus kedua, sang Walikota membangun patung singa sebagai simbol lperayaan Cap Gomeh sebagai salah satu bentuk ritual Konghucu. Nah, pembangunan patung ini juga ditentang oleh masyarakat Muslim Singkawang. Nah, dalam proses   menentang kebijakan walikota ini, selain ormas Islam lain, terdapat juga unsur FPI sebagai salah satu elemen. Tapi walikota melihat, FPI-lah yang berperan besar  dalam menghalangi agenda dan kepentingannya. Karenanya, sang walikota menuntut pembubaran FPI, awal Juni lalu.

Pada saat itu, walikota memprovokasi masyarakat Dayak dan minoritas Tionghoa untuk menuntut pembubaran FPI di Kota Singkawang. Dalam aksi itu,  suku Dayak diorganisir sedemikian rupa, sehingga mereka berdatangan dari pedaIaman untuk melakukan demo besar-besaran menuntut pembubaran FPI. Tapi, demo ini tidak diangkat oleh media massa lokal maupun nasional. Media massa tidak berani mengangkat isu ini karena sangat sarat bermuatan sentimen SARA, sehingga media khawatir jika diangkat akan menimbulkan kasus seperti di Sampit, Kalimantan Tengah.
Sebenarnya, pengusaha dan tokoh non Muslim Singkawang berupaya menemui FPI pusat. Mereka datang ke Jakarta dipandu seorang aktivis dari ormas Islam besar di Indonesia, agar FPI melunak. Mereka berpikir, yang mengkoordinir masyarakat Melayu dan Muslim Singkawang adalah FPI, padahal kami hanya menjadi salah satu elemen dalam demo itu. Mereka mengajukan klausul agar dibangun juga patung yang menggambarkan simbol masyarakat Melayu, Dayak, dan Batak. Tapi, kami tetap menolak usul itu, karena patung makhluk hidup bagi kami adalah haram.

Karena gagal mengangkat isu Singkawang menjadi pintu masuk membubarkan FPI, ketika muncul kasus Banyuwangi, FPI kembali dianggap sebagai biang keladinya. Mereka beranggapan kejadian di Banyuwangi tidak akan menimbulkan konflik horizontal dan konflik SARA, karena hanya merupakan permainan isu media saja. Mereka berharap isu ini bisa digembungkan dan naik ke media massa nasional. Sehingga, ada faktanya atau tidak menjadi tidak penting lagi. Yang panting, FPI diributkan media masa. Tapi desain ini tidak sampai ke tingkat grass roat hanya di tataran elit saja.

Ini merupakan kepentingan siapa?
Ada dua kepentingan yang bertemu di sini. Mafia berita dan mafia jabatan. Mafia berita itu adalah yang membela kepentingan kaum Sepilis dan biasanya dibiayai Amerika. Kalau mafia jabatan adalah orang-orang yang menginventasikan calon tertentu agar bisa menang dalam Pilkada. Dengan kata lain, men-` jadikan politik sebagai upaya mendapatkan proyek.

Anda melihat ada pengalihan isu pada kasus Banyuwangi?
Iya, dilihat dari segi mafia berita yang, bertemu dengan kepentingan liberalisasi  ekonomi untuk mengalihkan isu Tarif Dasar Listrik (TDL), BBM, kasus Century dan lainnya, sehingga isu-isu ekonomi yang sebenarnya menyengsarakan rakyat ini menjadi hilang dalam wacana media. Dan, mafia berita juga. berkesempatan berkolaborasi dengan rezim penguasa yang kebetulan diisi kalangan neoliberal. lni adalah kesempatan mereka untuk mengalihkan isu itu.

Jadi ada distorsi?
ini dipaksakan betui. Meski kasus di Banyuwangi sama sekali tidak melibatkan FPI, tapi dicitrakan seakan-akan FPI yang memiliki kerjaan. Di awal pemberitaan, Dia (Ribka Tjiptaning, red) sudah gencar sekali melakukan sosialisasi bahwa FPI pelakunya.

Kabarnya Anda punya VCD yang menunjukkan bahwa pertemuan di Banyuwangi adalah Temu Kangen Kader PKI?
Betul. Bukti ini bukan sekedar untuk  meng-counter opini. Tapi akan kita gunakan untuk melaporkan kegiatan mereka yang sebenarnya. Isinya, dia (Ribka, red) melakukan ceramah, karena ini adalah acara temu kangen anggota eks PKI, bahwa orang-orang takut sama kita. Kita harus buktikan. Rasa dendam Ribka terlihat ketika ia bertekad bahwa ideologi tidak akan bisa dimusnahkan. Isi VCD itu menegaskan bahwa ini rnemang temu kangen eks PKI. Pembawa acara juga berkali-kali menyebutkannya. Sehingga, nggak ada hubungannya dengan sosialisasi kesehatan yang diklaim mereka. Anehnya, saat ada aksi pembubaran acara oleh massa, sudah ada wartawan dari semua stasiun televisi untuk merekamnya. Ini menunjukkan sudah ada yang mensetting. Rieke Diyah Pitaloka sendiri juga merasa heran.

FPI merasa diadu domba dengan PDI-P?
Nggak. Saya yakin betul orang-orang PDIP mengetahui siapa yang memiliki agenda ini. Misainya, serta-merta Ulil Abshar Abdalla, tokoh JIL yang sekarang menjadi petinggi Partai Demokrat menyatakan, ”Mari kita lupakan kasus Century, kita bersatu bubarkan FPI .” Saya tahu persis, ini adalah upaya dari kelompok JIL. Memang, di PDIP ada yang berpaham liberal yang juga dimanfaatkan tapi saya yakin DPP PDIP tidak akan terprovokasi oleh aksi ini.

Apa langkah anda berikutnya?
Kita sedang menyusun rencana pembubaran JIL. Pasalnya, JIL itu bukan organisasi resmi cuma sekumpulan orang yang dimanfaatkan Ulil. Jika Ulil mengagendakan pembubaran FPI, maka saya mengagendakan pembubaran JIL. Saya, yakin,isu pembubaran JIL akan mendapat dukungan besar dari umat lslam. Tapi isu membubarkan FPI tidak akan laku.

Apa celah yang bisa digunakan untuk membubarkan JIL ?

Salah satu syaratnya adalah menerima dana asing. Seluruh pendanaan JIL selama ini berasal dari asing, khususnya  Amerika, melalui The Asia Foundation, USAID, Gorge Soros melalui Yayasan Tifa. Ulil sekolah ke Amerika  juga atas dana asing. Dana asing itu digunakan untuk subversive politik dan agama, artinya mereka telah meresahkan masyarakat. Jika JIL berbentuk ormas, kita minta ke Kementrian Dalam Negeri. Kalau berbentuk yayasan, kita minta ke pengadilan. Jika tidak berbentuk badan hukum, kita  akan membubarkan dengan cara yang tidak berbentuk juga. Sampai hari ini, saya belum menemukan apa sebenamya bentuk badan hukum dari JIL itu.

Jika JIL tidak berbentuk badan hukum ?
Mestinya pemerintah menghentikan aktivitas yang meresahkan masyarakat itu. Pasalnya, mereka telah melakukan subversif politik dan agama. Jika temyata tidak berbentuk badan hukum, kita akan melaporkan secara personal dari tiap pengurusnya.

Adakah evaluasi berkala yang dilakukan internal FPI ?
Jangankan bulanan, setiap aksi, FPI selalu melakukan evaluasi, ]ika. berbentuk program, evaluasi dilakukan di dalam rapat. Setelah terlaksana dilakukan evaluasi. Sebelum melakukan kegiatan,FPI sudah mengingatkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota. Kita juga berkoordinasi dengan aparat hukum termasuk kepolisian.

Tarkait Ramadhan, Apakah FPI akan melakukan pawai antimaksiat?
Tetap. Itu nggak akan berhenti. Itu akan dilaksanakan di Jakarta dan berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Jika kita menernukan indikasi kemaksiatan kita akan kirimkan surat ke walikota setempat untuk menertibkan tempat maksiat itu. Sebenarnya bukan hanya bulan Ramadhan, tapi ini hanya momentum saja

Apakah akan bekerjasama dengan ormas lain ?
Sebagai agenda tahunan FPI jika ormas lain mau gabung ya silakan.Secara terbuka kita undang mereka untuk bergabung memerangi kemaksiatan.

Tanggapan terhadap rencana ravisi UU No. 8/1985 tentang Ormas?
Nggak masalah, yang pasti dalam revisi itu tidak boleh ada agenda untuk mempermudah membubarkan ormas Islam. Ini yang nggak boleh dan yang patut diperhatikan oleh para legislator di DPR.

Anda menduga revisi itu untuk membubarkan ormas Islam?
Betul. ltu agenda utama kalangan Sepilis dan Islamfobia.

Jika revisi itu arahnya menuju pada Asas Tunggal Pancasila ?
Upaya ke arah itu pasti ada, agar gampang dalam memberangus Ormas Islam yang berasas Islam. Saya kira kekuatan yang tidak suka pada Islam akan tetap berusaha. Kita anggap sebagai pertarungan politik, karenanya kita menolak jika mrevisi dilakukan untuk melemahkan Islam.

Acara Ribka lainnya juga dibubarkan massa. Apa ada temuan FPI soal keterkaitannya dengan PKI?
Yang membubarkan sebenarnya aparat, seperti kasus di Sukabumi. Artinya, dia itu bermasalah. Cuma tidak di-blow up. Kenapa Ulil tidak mengangkat isu ini? Karena Ulil bagian dari pemerintahan. Dia kan pengurus DPP Partai Demokrat yang saat ini berkuasa.

Majalah Sabili No. 26 TH. XVII 10 Syaban 1431 H

PERLUKAH FPI DIBUBARKAN??

( copas dari http://un2kmu.wordpress.com )

Sebulan ini berita tentang pembubaran FPI sangat menyeruak ke di media-media propaganda seperti TV, Internet, dan media cetak, bahkan di berbagai forum-forum besar internet Indonesia. Rupa-rupanya kelompok-kelompok yang tidak senang dengan diberantasnya kemaksiatan merasa sudah berhasil mempengaruhi opini publik bahwa FPI hanyalah ormas pembuat onar. Benarkah demikian?

Jika kita memperhatikan dengan saksama siapa saja orang-orang yang mengususng pembubaran FPI, maka kita akan mendapatkan beberapa kelompok sebagai berikut :

1. JIL (Jaringan Islam Liberal)

Kelompok yang  mengatasnamakan Islam ini tidak layak sebetulnya disebut sebagai Islam, karena mereka merubah berbagai hukum Islam yang sudah Allah tetapkan di Qur’an. Diantaranya hukum-hukum Islam yang mereka tentang adalah dirahamkannya babi, miras, perjudian, dan riba; kemudian mereka juga membolehkan adanya hubungan homoseksual yang menjijikan dan dilarang oleh Allah, mereka juga mengharamkan poligami yang dihalalkan oleh Allah, dan masih banyak lagi.

Bahkan yang lebih parah lagi mereka mengganti lafadz Allah hu Akbar dengan, maaf Anj**g huakbar (naudzubillah). Selengkapnya tentang siapa-siapa saja orang-orang di dalam JIL bisa dilihat di sini : Orang-orang dibalik JIL

2. Mafia Kejahatan

Kelompok mafia kejahatan yang beroperasi di Indonesia sangat banyak, saya tidak akan menyebutkan nama-nama kelompok mereka. Kegiatan mereka adalah melakukan berbagai macam kejahatan kriminal dan kejahatan moral demi untuk mengeruk keuntungan semata, misalnya menjual miras, narkoba, prostitusi, money laundry, perdagangan manusia, dll.

Mengapa mereka ingin FPI dibubarkan? Karena FPI telah mengusik bisnis-bisnis ilegal mereka, diantaranya menghancurkan tempat prostitusi, penjualan narkoba, homoseks, dsb. yang berkedok sebagai bar atau cafe. Banyak anggota FPI yang menjadi sasaran pengeroyokan dan pembunuhan oleh para mafia ini, namun beritanya tidak pernah diangkat ke media. Sebetulnya para mafia ini takut dengan FPI yang kian hari jumlahnya makin banyak, sehingga mereka menggunakan jalur hukum Indonesia yang dapat dibayar.

3. Kristen Radikal

Memangnya ada Kristen Radikal di Indonesia? Ya ada. Mereka lah yang membuat kerusuhan dan pembantaian atas ratusan muslim tak berdosa di Ambon dan Poso. Saya ingat sekali video pembantaian umat muslim secara sadis yang dilakukan mereka di  Ambon. Waktu itu saya masih terlalu kecil untuk melihat rekaman kesadisan yang mereka lakukan, dan saya tidak akan pernah melupakan kejadian itu.

Lalu mengapa Kristen Radikal ingin membubarkan FPI? Karena FPI dianggap sebagai garda terdepan pelindung umat muslim dari pemurtadan. Banyaknya gereja-gereja yang dibangun tanpa izin di daerah yang populasinya 99% muslim adalah salah satu bentuk pemurtadan yang ada di Indonesia. Bukan rahasia lagi kristenisasi sangat gencar dilakukan di Indonesia, salah satunya di Sumatera Barat selepas gempa bumi beberapa waktu lalu.

4. Komunis Baru Indonesia

Kaum Komunis generasi baru ini bukanlah rahasia lagi. Beberapa tahun lalu saat saya masih aktif di LDK GICI Business School, ada seorang mahasiswa kami tertangkap sebagai agen Komunis yang disusupkan ke kampus kami. Mereka berusaha menggalang kekuatan besar di kalangan pemuda untuk dapat bangkit lagi dan menguasai pemerintahan di Indonesia. Apa jadinya jika Komunisme menguasai Indonesia yang mayoritas Muslim, bisa-bisa sekularisme akan diterapkan pada kehidupan beragama kita. Setahu saya FPI juga berusaha melindungi kaum muslim dari pengaruh Komunis ini. Meski perlu dicatat bahwa kejadian pengusiran agen Komunis di Banyumas beberapa waktu lalu tidak ada campur tangan dari FPI, melainkan organisasi kemasyarakatan yang ada di daerah tersebut.

5. The Invisible Hand (Zionist)

Siapa yang tak kenal kelompok konspirator yang satu ini, mereka ada di seluruh penjuru bumi, membuat kekacauan dan berbagai kebohongan. Kalau yang ini sih nggak perlu di bahas lagi tujuan mereka, karena sudah sering di bahas di blog ini. Silahkan anda cari-cari saja dengan keyword Zionisme di kotak pencarian di sidebar blog ini.

Hubungan FPI dengan masyarakat non-muslim

Setelah melihat siapa-siapa saja kelompok yang berusaha keras ingin membubarkan FPI dan motivasi mereka, dapat kita simpulkan bahwa mereka memiliki tujuan yang buruk, terutama terhadap umat Islam di Indonesia. Di mana ada FPI, di situ kemaksiatan diberantas. Justru di dekat FPI sendiri banyak orang yang merasa aman, bahkan orang non-muslim sendiri.

Pimpinan FPI, Habieb Rizieq bersama para ulama

Markas FPI di Petamburan Jakarta Pusat ini sekitarnya ada 5 gereja, hubungannya dengan FPI saat ini baik-baik saja. Bahkan para pendetanya sangat mengenal baik para anggota dan pengurus FPI yang ada di situ. Kenapa, karena gereja-gereja ini resmi punya ijin dan sesuai dengan peruntukannya. Sementara kalau ruko jadi gereja, kan lain cerita. Berarti peruntukannya untuk rumah tinggal dan toko, kok tiba-tiba berubah jadi gereja.

Benarkah FPI selalu berbuat anarkis?

Tidak, menurut saya itu hanya orang-orang yang disusupi ke FPI agar dapat memanas-manasi suasana dari dalam FPI sendiri. Dalam ilmu intelejen, praktek mata-mata atau spionase adalah hal yang lazim dilakukan antar kelompok. Bahkan merusak kelompok lawan dengan mengadakan propaganda di dalam tubuh lawan tersebut. Tapi Islam melarang hal selicik itu, karena kaum muslim selalu berperang dengan etika dalam peperangan.

Adapun berita-berita yang selama ini kita lihat di TV, Internet, dan media cetak adalah bentuk-bentuk propaganda demi melancarkan usaha mereka untuk membubarkan FPI yang selalu membasmi kemaksiatan dan melindungi aqidah masyarakat dari berbagai gempuran pengerusakan moralitas dan pemurtadan.

Perlukan FPI dibubarkan?

Untuk pertanyaan ini saya bertanya langsung kepada beberapa orang, termasuk ayah saya yang moderat. Bagaimana ayah saya yang moderat menjawabnya?

“FPI tidak perlu dibubarkan. Mereka memberantas tempat maksiat dan banyak menjadi relawan di saat bencana.”

Sungguh hal yang sangat tidak bisa dipercaya bahwa ayah saya yang selama ini moderat malah mendukung FPI. :D

Lalu pendapat-pendapat lainnya dari kawan-kawan saya sesama muslim (baik yang moderat maupun tidak) mayoritas mengatakan bahwa FPI tidak perlu dibubarkan. Alasannya rata-rata sama dengan pendapat ayah saya, bahkan mereka menambahkan bahwa di zaman para Nabi dahulu tempat maksiat juga dibakar dan dirusak. Seseorang berkata bahwa, “Setan kalau nggak dikerasin nggak akan takut.” Ya itulah orang-orang yang diberantas FPI, yaitu setan dari golongan manusia.

Malah yang unik ada pendapat dari salah satu kawan saya yang non-muslim. Dia bilang FPI tidak perlu dibubarkan. Lho kok bisa??

Ibu 2 anak beragama Kristen ini menganggap FPI adalah pahlawan di kompleks tempat tinggalnya. Dahulu sebelum ada FPI di luar kompleks rumahnya banyak terdapat preman yang kerap menggangu dan memeras warga di situ, bahkan adiknya yang baru SMA sering dipalak. Namun setelah ada FPI yang berposko di seberang gerbang kompleks tempat tinggalnya para preman-preman itu kini tidak ada lagi, sebagian pergi dari daerah itu dan sebagian lainnya bertobat dan menjadi tukang ojek. Malahan preman-preman yang tadinya meresahkan itu saat banjir tiba kerap membantu warga kompleks bersama-sama FPI.

FPI saat bencana jebolnya waduk Situ Gintung

Merekalah relawan tercepat yang membantu warga di sana

Relawan FPI medan saat bencana tsunami Aceh

Jangan melihat dari satu sisi

Jadi sebaiknya kita jangan melihat dari satu sisi saja, karena berita-berita propaganda yang ada di media elektronik maupun media cetak sangatlah tidak berimbang. Banyak orang-orang yang justru dikirim ke berbagai komunitas besar, seperti Kaskus, Twitter, dll. untuk membuat propaganda dan mengendalikan opini publik. Dalam praktek intelejen hal itu lazim dilakukan demi menghacurkan lawan. Dalam hal ini FPI yang menjadi target oleh mereka yang menentang hukum-hukum Islam dan melegalkan kemaksiatan.

Seperti kita ketahui juga bahwa media cetak dan elektronik saat ini banyak diisi oleh tulisan dan opini dari orang-orang JIL yang menyebarkan kesesatan, makanya nggak heran hanya itu saja yang mereka ulang-ulang demi mencuci otak kita.

FPI juga memiliki andil besar dalam membantu polisi dalam menangkap berbagai bandar narkoba, germo, sindikat perdagangan anak, dll. Karena itulah Polisi sangat menghormati eksistensi FPI di Indonesia dan saling bahu-membahu menumpas kejahatan dan pengerusakan moral.

Bolehkah menghancurkan tempat maksiat dalam Islam?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa melihat kemungkaran, maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya.”

Jika melihat hadits tersebut, maka perintah pertama yang Rasulullah berikan dalam menghadapi kemunkaran adalah merubahnya menggunakan tangannya. Merubah menggunakan tangan dapat berbagai cara, pertama dengan melarang mereka, kedua dengan mencegah mereka, yang ketiga jika mereka melawan maka kita diperbolehkan membalasnya. Karena menegakkan Hukum Allah di dunia ini adalah kewajiban manusia.

Adapun “jika tidak mampu” memiliki pengertian jika kemunkaran sudah merajalela dan jumlah kaum muslimin yang dapat mencegahnya tidak akan mampu, maka dibolehkan baginya untuk melindungi kebersihan hatinya dan menjauhi kemunkaran itu. Allah juga tidak akan senang apabila hambanya membahayakan dirinya apabila tidak mampu.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf (kebaikan), dan mencegah dari yang munkar (kejahatan), dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”Qur’an surah Ali-Imron (3) : 110

Maka jika ada orang Islam yang menentang orang mencegah kemunkaran, patut dipertanyakan aqidahnya. Karena Rasulullah dan para sahabatnya dahulu apabila melihat tempat kemaksiatan akan menghancurkannya.

~ Ditulis oleh Tio Alexander, berdasarkan pandangan pribadi, hukum Islam, dan masukan dari berbagai pihak)

3 Tanggapan

  1. tulis aja bnyk tambah nya,disingkawang yg dibangun patung itu bukan singa,itu patung naga.tuhan yang yg ngatur,kesalahan dan kebenaran ada diakhirat.kl bpk tls nie kayaknya lebh kejam dari yng melakukannya.tanks

  2. mas…kamu kurang kerjaan aja..nulis soal gimana cari uang yang berkah untuk dunia dan akherat kan juga lebih baik.
    kalau preman, zionis, pki juga fpi semua konsen kerja membangun keluarga dan negeri kan malah efisien…
    ada ada saja…
    kalian semua orang ngganggur tidak ada kesibukan…
    mendik on*n* ramai ramai dan tidak anarki ..
    ok..

  3. Lihat di Intenet islam sesama islam saling menbantai di Libya “Tikus-Tikus Islam” tidak berharga dimata sesama mereka, seperti ternjadi di Poso dan Ambon mereka dibantai seperti Tikus korap yang pernah juga dibantai oleh Israel di Gaza.

    Seprtinya kita melihat penderitaan islam dalam bencana dan kutukan dari Alloh SWT terhadap muslim, demikian perkosaan dan pembunuhan oleh bangsa Arab terhadap TKW Indonesia.

    Kasihan umat islam penuh dengan penderitaan karena hasil dari ;OPA DOSA ADALAH MAUT BAGI PENGIKUT NABI MUHAMMAD, Seperti pada saat nabi Muhammad mati juga dalam kutukan oleh Alloh SWT diracuni di Khaybar.

Tinggalkan komentar