Habib Rizieq: Jangan Lupa, ISIS Hadir di Tengah Kezaliman AS dan Sekutunya


10583947_10201364734559888_3450172473382371269_nIslam sangat peduli terhadap keadilan, dan umat Islam wajib menjunjung tinggi keadilan. Kepada siapapun kita harus adil, termasuk kepada musuh, kepada orang-orang kafir, dan kepada orang yang kita benci tetap wajib berlaku adil. Allah Swt berfirman: Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu golongan menjadikan kamu tidak berlaku adil. Demikian dijelaskan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengawali ceramahnya di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat Rabu (13/8/2014).

“Namun jika keadilan tidak didapatkan, maka yang terjadi adalah kezaliman. Orang zalim pasti dia tidak adil, dan kalau orang adil pasti dia tidak zalim. Allah Swt berfirman: Kalian tidak boleh berbuat zalim dan tidak boleh dizalimi,” tambahnya.

Terhadap fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang sedang ramai diberitakan saat ini, Habib Rizieq juga mengajak untuk bersikap adil dan tidak menghukumi sebelum tahu permasalahannya. “Saya tidak mendukung ISIS, dan saya juga tidak berani mencela ISIS. Tapi saya ingin mengambil pelajaran dari fenomena ISIS,” ujarnya.

Sebelum menilai ISIS, kata Habib Rizieq, kita mesti tahu dulu bagaimana latar belakang masalahnya. Saat Irak di pimpin oleh Presiden Saddam Hussein, Amerika menyerang Irak. Tidak hanya Amerika, 40 negara lain juga ikut bekerjasama menyerang Irak. Mereka gulingkan Saddam Hussein, mereka ambil minyaknya, mereka porak-porandakan Iraq, dan mereka taruh pemerintahan boneka disana.

Akhirnya yang terjadi sendi-sendi tata negara Irak rontok, pemerintahan Irak rusak, lalu di mana-mana di negeri Irak terjadi kerusuhan. Suku perang antar suku, golongan perang antar golongan, kota perang antar kota, komandan perang lawan komandan lainnya, dan dimana-mana terjadi kezaliman. Bahkan oknum-oknum tentara Irak, oknum-oknum polisi Irak banyak yang berbuat zalim kepada rakyat. Tentara-tentara Amerika perkosa wanita-wanita Irak, mereka membunuhi rakyat Iraq. Jutaan orang terbunuh akibat kezaliman yang terjadi. Anak-anak menyaksikan langsung bagaimana bapaknya disembelih, mereka juga melihat bagaimana ibunya diperkosa, mereka merasakan bagaimana harta benda rumahnya dirampas. Dan itu semua berlangsung selama 15 tahun.

“Dan ketika semua itu terjadi, Saudi dimana? Quwait dimana? Bahrain dimana? Yaman, Mesir dimana? Dan Indonesia dimana? Semua tidak mau angkat bicara, semua diam, takut dengan Amerika. Masya Allah..” ungkap Habib Rizieq.

“Amerikalah yang mengacak-acak Irak. Berapa banyak perempuan Irak yang ditangkap di jalan, dimasukkan ke penjara Abu Ghraib, penjara paling manakutkan di Irak. Dan setiap hari mereka diperkosa oleh tentara Amerika. Begitu Amerika pulang, kebiadaban itu terus berlanjut oleh tentara-tentara dan polisi-polisi Irak. Disaat terjadi itu semua, kemana kita? Kenapa kita tidak datang menolong mereka? Kenapa kita tidak suarakan penderitaan mereka? 15 tahun mereka dizalimi dan kita diam,” ujarnya.

Dijelaskan Habib, setelah 15 tahun kezaliman berlangsung, mereka mulai membela diri dengan membuat kelompok-kelompok jihad. Ada yang anggotanya 50 orang, ada yang 100 orang, ada juga yang 1000 orang. Dan salah satunya ISIS ini. Setelah mereka menyusun kekuatan, lalu mereka serbu sarang-sarang tentara, setelah mereka serbu mereka rampas senjatanya, mereka juga menyerbu kantor-kantor polisi negara dan mereka mulai melakukan perlawanan.

“Dan yang peristiwa terbesar adalah yang kemarin yang bikin gempar dunia, mereka serbu kota Mosul kota kedua terbesar setelah Baghdad. Mereka tangkap tentara-tentara Irak mereka tangkap polisi-polisi Irak yang mereka vonis sebagai antek Amerika, yang memperkosa perempuan-perempuan mereka, yang membunuh keluarga mereka. Begitu mereka tangkap, 1700 orang di eksekusi mati ditengah kota. Ini yang membuat dunia gempar. Ya mereka memang kejam, ya katakan mereka zalim, ya memang brutal. Tapi kebrutalan itu tidak lahir begitu saja, kebrutalan itu lahir dari kezaliman yang mereka alami selama 15 tahun. Itulah yang terjadi di Iraq,” jelas Habib Rizieq.

Karena itu, kata Habib Rizieq, yang dapat kita ambil pelajaran ialah jika tidak ingin muncul kelompok-kelompok seperti ISIS di Indonesia, gampang caranya. Tegakkan saja keadilan. Rakyat Indonesia jangan dizalimi, tanahnya jangan dirampas, tentara dan polisinya harus bersikap baik, baik kepada ulama juga kepada rakyat. Jadilah pemerintahan yang adil, kesejahteraan diperhatikan, pendidikan dan kesehatan rakyat diperhatikan, korupsi diberantas, tampat maksiat semua ditutup, dan jangan biarkan Islam dihina oleh siapapun.

“Tetapi jika pemerintah zalim. Korupsi dibiarkan, rakyat miskin makin miskin, kemunkaran dibiarkan, minuman keras judi pelacuran dilegalkan, homo lesbi dibiarkan, pornografi dibiarkan, aliran sesat dibiarkan, tanah rakyat dirampas, tentara zalim, polisi membunuhi rakyat, main culik main bunuh seperti yang dilakukan densus 88, kezaliman dimana-mana maka jangan salahkan rakyat jika nantinya muncul gerakan-gerakan perlawanan,” tegas Habib Rizieq.

Jadi kembali terkait ISIS, jangan percaya media sekuler karena tidak semua diberitakan. Disaat mereka membebaskan tahanan di penjara Abu Ghraib atau disaat mereka disambut bak pahlawan oleh masyarakat Mosul itu tidak diberitakan.

“Kita harus adil, apa-apa yang buruk dari ISIS katakan buruk dan apa yang baik katakan baik. ISIS terlibat perang antar mazhab itu buruk, berselisih dengan kelompok jihad yang lain itu buruk, menghancurkan makam para wali dan para nabi itu buruk, membunuh ulama ahlusunnah yang tidak mendukung mereka itu buruk, kita harus tolak itu semua. Tapi ISIS ingin menegakkan khilafah itu bagus, ingin menerapkan syariat Islam itu bagus, dan ISIS ingin melawan Amerika juga itu bagus,” pungkas Habib Rizieq.

red: adhila

sumber : http://www.suara-islam.com/read/index/11632/Habib-Rizieq–Jangan-Lupa–ISIS-Hadir-di-Tengah-Kezaliman-AS-dan-Sekutunya

Tinggalkan komentar