Surat Untuk Pejuang Hak-Hak Wanita


kepada yth.
para pejuang hak-hak wanita di mana saja anda berada
surat ini merupakan wujud perasaanku. juga mewakili perasaan kaum wanita yang lain: mereka yang menjadi buruh pabrik, mereka yang menjadi pegawai kantoran, mereka yang jadi pembantu rumah tangga, mereka yang setiap pagi sudah memikul bakul sayur, mereka yang menjajakan dagangannya di pagi buta, mereka yang menjadi ibu rumah tangga, mereka yang menjadi pelacur, mereka yang masih kuliah, mereka yang masih melajang, mereka yang masih berkutat dengan usahanya, dan mereka yang telah pergi dari dunia ini tanpa bisa meraih haknya.

di sini aku hanya ingin menyampaikan tentang suatu kondisi kaumku. semua yang kusebut di atas tadi adalah gambaran utuh penderitaan dan kesenangan sebagian besar dari kami, para wanita. surat ini tak hendak bicara politik apapun, kecuali aku sampaikan satu hal. mengapa perjuangan hak-hak perempuan selalu terlantar? tragisnya, kaum kami juga yang ikut menelantarkan kami. wahai para pejuang feminis, mengapa kami diminta untuk bersaing dengan kaum lelaki? dengan keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki, rasanya sulit untuk bisa bersaing dengan mereka. kami hanya ingin berbagi dengan kaum lelaki. bukan bersaing, mengapa kalian minta kami melepaskan identitas kami sebagai ibu yang mengasuh anak dan melayani suami? mengapa?

duhai para pendakwah islam, maaf, kata-katamu terlalu mengawang-awang bagi kami. kalian bicara tentang romantisme sebuah keluarga, kalian bicara tentang romantisme islam di masa lalu, tapi fakta saat ini jelas tidak memihak kami. kamilah justru yang menjadi fakta untuk bahan diskusi kalian di seminar-seminar dan dialog-dialog tentang kami. sementara kami tetap menjadi tidak berguna, tidak berdaya, dan mati dalam hidup ini. kami mengguggat!

duhai para pendakwah islam, di manakah rasa solidaritas kalian kepada kami para wanita yang masih melajang? sanggupkah kalian memupus kerinduan kami akan anak-anak? maukah kalian berbagi rasa dengan kami yang sangat ingin merasakan romantisme sebuah keluarga? di mana ras peduli kalian? aku cukup paham, dengan apa yang kalian bawa sebagai bentuk perjuangan untuk membela hak-hak kami. kami hargai. tapi kami juga kecewa, mengapa kalian tidak mencontohkan langsung? mengapa kalian hanya menyeru?

kami bisa memahami, mungkin persoalan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak faktor yang mempengaruhi keputusan kalian. tapi sudikah kalian berbagi rasa dengan kami?

kami para lajang, para wanita jomblo, hanya bisa menangis menyaksikan teman-teman kami satu per satu berangkat ke pelaminan. kami hanya bisa menelan ludah, saat mengiringi kepergian sahabat-sahabat kami menuju kehidupan baru bersama para suami tercintanya. kami, di sini setia menanti dengan penuh harap dan berjuta kecemasan. berharap akan datang seseorang yang bisa membawa kami menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bagus, dan bisa memberi irama dalam sejarah hidup kami. di sini aku tidak bicara tentang takdir, tapi tentang usaha kita semua. duhai para pendakwah islam, bisakah kalian menolong kami? sebagian dari kami putus asa, ia merusak semua harapan yang telah disulamnya, ia menceburkan diri di komplek-komplek pelacuran. cukup aku pahami, karena sebagian besar dari kami entah di mana menaruh rasa malu dan iman mereka. sehingga dengan mudah merelakan dirinya menjadi budak nafsu. aku dan banyak muslimah lain, tak bisa berbuat maksiat. kami anti. biarlah hanya Allah yang akan memberikan warna dalam hidup kami. dalam surat ini, aku hanya sedikit mengetuk pintu hati kalian, para pejuang hak-hak wanita. kami ingin bertanya sederhana: maukah kalian memperjuangkan kami untuk bisa mendapatkan satu saja keinginan kami? keinginan untuk bisa memberi warna bagi kehidupan berikutnya?

di hari ibu ini, entah perasaan apa yang lebih dominan di hatiku. gembira ataukah bersedih? seminar tentang hari ibu, hanya membuat kami para lajang berontak dalam hati. di hari ibu ini, kami para jomblo hanya bisa tersenyum kecut. apa yang kalian paparkan tentang cita-cita yang mulia untuk generasi masa depan, hanya akan berakhir di keranjang sampah sebuah peradaban, saat kalian mengabaikan masa depan kami para lajang. bagaimana mungkin bisa mengembangbiakkan para pejuang dakwah, para pembela islam, manakala generasinya hanya berhenti di anak-anak kalian, bahkan banyak di antara kalian pun yang membatasi kelahiran anak demi sebuah perjuangan masa depan generasi islam. apakah itu logis? aku rasa tidak. kami tidak hendak mengemis, tapi kami hanya ingin menyentuh sisi-sisi kemanusian kalian saja. apa yang ada dalam benak kalian ketika banyak dari kami, mungkin juga banyak wanita muslimah, yang masih sendiri di usia 30 tahun? padahal dalam hatinya, ia ingin memberikan yang terbaik untuk kemajuan islam, ia ingin menyumbangkan secara sederhana apa yang menjadi potensi besar sebagai wanita. ia ingin menurunkan generasi-generasi saleh dan salihah, tapi mana mungkin bila tidak menikah? jika pun harus menikah, mana mungkin kami memilih lelaki yang murahan ahlaknya? tapi… ketika kami merasa kesabaran kami di titik nadir, bahkan kami cukup merasa puas jika saja ada orang yang mau berbagi cintanya dengan kami. sayangnya, seringkali kami dengar dari para wanita, bahkan pengemban dakwah islam, menolak suaminya berbagi cintanya dengan wanita lain. kami sedih, kami nyaris putus asa: apakah hal yang sama akan diucapkan manakala kalian pada posisi seperti kami?

terakhir, kami para lajang, ingin meminta kalian membela hak-hak kami. kami bukan rabbiatul ‘adawiyah yang cukup puas sekadar mencintai Allah. kami juga mencintai Allah, sepenuh hati kami. justru karena kami mencintai Allah, yang salah satunya telah membolehkan poligami, maka kami rela jika harus menjadi istri kedua, ketiga, atau keempat. mungkin kalian menyangka ini suara hati dari kelompok yang tersisih, tapi kami rasa bukan itu persoalannya. persoalan mendasarnya adalah, mengapa kalian setengah hati memperjuangkan kami? dan tidak mencontohkan langsung?

seandainya banyak para suami yang poligami, akan lahir banyak pejuang islam, generasi emas yang diidamkan banyak kalangan umat ini. tapi nyatanya, kalian memproteksi suami-suami kalian untuk tidak berbagi cinta dengan wanita lain. bukankah itu namanya justru kalian telah mencelakakan kami? bukankan itu artinya kalian telah membuat derita kami langgeng? dan kalianlah wanita-wanita yang tidak bisa dipercaya untuk menjadi sahabat kami. kalian egois, dan tidak menyayangi kami, para wanita yang tidak seberuntung kalian. di hari ibu ini, maukah kalian menolong kami? kami rindu anak-anak yang akan memanggilku “ibu…”
di hari ibu ini, relakah kalian menjadi madu kami? kami bukan musuh, kami sahabat kalian yang terdekat.
kita berjuang bersama memperbanyak generasi pilihan
seperti yang sering kalian lontarkan di acara-acara seminar

wassalam.
astari sekar ayu

22-12-03

Postingan di copas dari http://astarisekarayu.multiply.com/reviews/item/1 , dan terinspirasi dari buku saku kang oleh “Nikahilah Aku”

21 Tanggapan

  1. […] para pejuang feminis, para pejuang kesetaraan gender,  dan para pendakwah islam silahkan baca Surat Untuk Pejuang Hak-Hak Wanita .  Bagaimana perasaan anda jika ada di posisi […]

  2. kami merinding mendengarnya, wahai wanita2 kekasih Allah, mengapa dlm kehidupan ini tdk mencarin ridlo dr Allah

  3. bingung klo bisa mendapatkan sosok wanita seperti Astari Sekar Ayu… cuma bisa tersenyum kecut melihatnya (ga rela buat ngelakuin poligami) karena kok bisa ya punya hati yang besar, Subhanallah… semoga mendapatkan pria yang bisa memberikan keturunan yang solehah, melindungi keluarganya dengan rasa kasih sayang, memiliki sifat yang lembut, dan sosok pemimpin yang bijak…

  4. merinding..
    stlh q pahami,tyta sprti itu ya mksd poligami..
    aq bru bs mngerti..
    tp tetap dg syrt ‘adil’.. yg mana tdk smua laki2 bs berlaku spti itu..
    trmaksh mb astari atas share nya yg sgt bmanfaat ini..

  5. Memang pada jaman yang materialistis ini, kaum pria cenderung menikah lebih dari satu bukan untuk tujuan mulia. Melainkan untuk kepuasan seksual, kesombongan. Seandainya pria muslim menyadari bahwa poligami dilakukan untuk menuju ridho Allah, dan wanita juga memahami seperti sekar ayu mungkin jumlah wanita terlantar dan susah akan berkurang. Karena banyak jutawan yang hanya memiliki istri satu. Seandainya kekayaannya digunakan untuk menafkahi wanita susah kayaknya sangat bermanfaat.

  6. Subhanallah….
    salut saya membaca tulisan mbak, semoga Allah mengkaruniakan seorang suami yg Sholeh, baik hati, sayang dan mencintai Mbak Sekar dengan sepenuh jiwa raganya serta tak henti2 nya membimbing mbak sekar dan anak2 nya untuk selalu bisa berkumpul bukan hanya di dunia tapi juga di Surga kelak!!…..

  7. Astaghfirullah…semoga setiap wanita mukminah dapat mengikuti jejak para isteri-isteri nabi dan sahabat-sahabatnya. Syukran mba Sekar…telah menguatkan saya.

  8. Sangat2 setuju, lelaki dan wanita sama2 ciptaan Tuhan secara hubungan vertical sama di hadapan Tuhan, lelaki dan wanita jgn saling menyakiti, lebih2 yang dua menjadi satu.

    salam

  9. terharu dan merinding…….,,

  10. terharu saya membaca tulisanmu ini mbak…
    membuat pikiran sy yg lama terjebak bahwa *saya tidakmau dipoligami*
    menjadi kendur,, akankah kita bisa sekuat istri-isri Rasullulah??tetap akur bersahabat, hidup rukun bersama madunya.Subahanallah..sy belajar dr tulisan ini, belajr menjadi seorang istri, belajar untuk menerima ketika kelak sy bersuami &..suami memilih berpoligami?? sy harus bnyk belajr untuk itu..Jazakillah khair mbak.. Semoga kelak dipertemukan dgn Imammu yang senantiasa menemani harimu, menerima kekurangnmu..dan mencintai kelebihanmu..TETAPLAH MENUNGGU UNTUK PARA MUJAHIDAH, menunggu hari itu, saat dimana seorang pria (LELAKI MUSLIM YANG SOLEH & BERTANGGUNG JAWAB)membawa TANDU PERNIKAHAN, menjalani bahtera rumah tangga, meniti jalan ke syurga. kAU ISTIMEWA, MAKA TUNGGULAH SESEORANG YANG ISTEMEWA PULA YANG ALLAH SIAPKAN UNTUKMU, BERSABARLAH, AKAN ADA MASANYA UNTUK KITA…^^ ISTIQOMAH SELALU…

  11. Subhanalloh saya teringat Asy Sahid Imam Samudra.
    Allahu Akbar !!!

  12. sy ga bisa kasih comment,,krna sy sndiri adalah korban dari poligami itu sndiri,,..sy sdh mencoba belajar ikhlas,,tp tak berhasil dan yang terjadi hati sy thdp suami terasa hampa..semoga mbak mendapatkan suami yang masih single dan terpuji akhlaknya di mata allah,,,amiin

  13. ya allah..sy jga kaum muslim yg rindu dengan kaum muslimah yg taat akan alquran dan hadist agar allah memberikan generasi yg bisa membawa keluarga lebih islami

  14. Tak ada rotan akar pun jadi… : ) Minta tolong lah sama oarang tua untuk dicarikan jodoh, kan orang tua lebih berpengalaman. klo ngga sama teman2 minta di cariin juga boleh. Dunia tak selebar daun kelor…

  15. maaf…mungkin anda merasa tidak adil dengan keadaan ini.tapi pernahkah anda membayangkn bagaimana sakitnya kalo semuanya serba terbagi.sementara suami belum tentu bisa bersikap adil seperti rasullullah.,?pemahaman poligami masa kini lebih cenderung prestise,dan egoisme.berpikirlah bijak mbak .doa hamba teraniaya lebih diijabah..sungguh menikah dengan pria tanpa beristri sangat lebih baik.karena anda tidak menyakiti perasaan dan anak anak orang lain

  16. Ya Allah, ciptakan pria pria yang berpoligami mempunyai jiwa dan raga yang adil yang menjadikan wanita wanita tidak tersakiti. Jika ada pria pria yang berpoligami hanya untuk nafsu dan kesombongan saja jauhkanlah mereka dari keinginan berpoligami. Subhanallah, walhamdulillah, Allahu Akbar !

  17. whatever you think, think the oppsite. bagaimana jika anda menjadi wanita yang memiliki suami tsb? akankah anda rela berbagi?

  18. Adil seorang suami yg berpoligami hampir sama dengan seorang ayah yang mempunyai anak lebih dari satu..keadilan buat seseorang adalah relatif..hanya Allah yang tahu, tapi memang seperti itulah kondisi yang dialami 2 dari 3 wanita di Indonesia, dengan perbandingan populasi antara laki2 dan wanita 1:3, sangat benar bagi saudaraku muslimat yang sudah berumah tangga atau yang pernah berumah tangga bisa mengatakan kalo sudah jodoh tidak akan lari kemana, tapi tahukah seseorang bahwa siapa sesungguhnya jodohnya…jawabannya tidak ada yang tahu pastinya..hanya Allah yang tahu..lantas kalau saja seorang perempuan jodohnya adalah seorang lakil-laki yang sudah beristri kemudian para para penentangnya dari kaumnya sendiri..maka 2/3 muslimat di Indonesia kalian terlantarkan wahai para aktivis pejuang wanita..terakhir..dalam sebuah ayat Al’Quran Allah berfirman..”Tiap-tiap yang bernyawa akan mengalami maut”, artinya kita semua akan menemui sang Khalik dengan membawa segala amal dan dosa..dan yang paling aku takutkan adalah di Padang Masyar adalah ketika seorang Ustadzah ditanya oleh Rasullullah..hai fulan binti fulan..engkau mengaku umat dan pewarisku..tapi mengapa kau haramkan sesuatu yang dulu aku dan para sahabatku lakukan hanya untuk mendapatkan simpati dari jamaahmu yang enggan berbagi dengan ummatku yang lain…wallahualam bissawab

  19. Masih ragu kalau artikel ini ditulis oleh seorang wanita… apalagi di saman modern seperti saat ini… perlu dipertanyakan juga jika penulisnya memang wa,nita??? Artikel ini kata hati pribadi mba’ sendiri ataukah kata hati 6,7,8,9 dari 10 wanita…

  20. Artikel ini kata hati mba’ Astari sendiri ataukah kata hati 7/8 dari 10 wanita?? Karena di saman modern ini malah terlihat para wanita justru menyerupai seorang lelaki yang memiliki beberapa orang pasangan… jadi saya masih ragu jika pun hanya ada 4/5 dari 10 wanita yang rela dipoligami…

  21. Artikel ini kata hati mba’ Astari sendiri ataukah kata hati 7/8 dari 10 wanita?? Karena di saman modern ini malah terlihat para wanita justru menyerupai seorang lelaki yang memiliki beberapa orang pasangan… jadi saya masih ragu jika pun hanya ada 4/5 dari 10 wanita yang rela dipoligami…

Tinggalkan komentar