Pemutarbalikan Fakta Dibalik Rekaman Video Cikeusik


video-cikesikTim Pengacara Muslim (TPM), pengacara 5 tersangka kasus penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, menyatakan ada pemutarbalikan fakta dalam rekaman video yang beredar. TPM menduga pihak jemaat Ahmadiahlah yang melakukan pemutarbalikan fakta itu.

“Telah terjadi pemutarbalikan fakta dan penggulingan opini oleh rekaman video yang ternyata dilakukan yang kita duga merupakan kelompok dari Ahmadiyah. Video tersebut dibuat dengan tidak ada rasa ketakutan, angle-anglenya tertentu bersifat tendensius, karena menyorot warga yang menyerang tetapi tidak mengambil jemaat Ahmadiyah,” jelas Mahendradatta dari TPM.

Hal itu disampaikan Mahendradatta di kantornya, Jl RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (13/2/2011).

TPM juga tidak setuju kalau kasus di Cikeusik itu dinilai sebagai penyerangan.

“Kita juga tidak setuju kalau ini dibilang sebagai penyerangan. Ini adalah bentrokan yang awalnya karena Suparta (warga Cikeusik) ingin berdialog dengan warga Ahmadiyah. Tapi justru tangannya itu dibacok pedang. Nah adiknya Suparta, Ujang (tersangka), tidak terima. Akhirnya terjadi bentrokan,” jelas dia.
Selain itu Tim Pengacara Muslim (TPM) sedang mendalami video yang tersebar tentang penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Termasuk misteri identitas pemberi salam tabik. Setelah diricek, tak ada warga desa yang kenal dengan pemberi salam yang ditujukan pada si pemvideo itu.
salam tabik penerang berpita biru
“Warga sana tidak ada yang mengenal siapa orang itu. Kita sudah nanya ke beberapa desa, misalnya di Desa Cikeusik, Cigeulis, Cibaliyung dan Panimbang. Itu tidak ada yang kenal. Kita menduga itu dari kelompok Ahmadiyah,” jelas Mahendradatta dari TPM.

Hal itu disampaikan Mahendradatta di kantornya, Jl RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (13/2/2011).

Sekadar diketahui, perekam video penyerangan Ahmadiyah adalah Arif, yang mengaku sebagai jemaat Ahmadiyah. Dia datang ke Cikeusik bersama rombongan dari Jakarta pimpinan Deden Sujana yang berjumlah 17 orang.

Yang menarik dari hasil rekaman itu adalah pada klip M2U02093.MPG menit ke 3:09. Tampak seorang penyerbu yang berjaket kulit hitam dengan pita biru di dadanya dan berpeci putih. Usai melempar batu, dia melintas dekat si perekam. Si penyerbu itu lantas berhenti dan memberikan salam dengan mengatupkan kedua tapak tangan di dadanya.

Saat mengatupkan kedua tapak tangan di dadanya, si penyerbu itu mengucapkan sesuatu. Apa yang dia ucapkan tidak jelas terdengar, kalah dengan suara teriakan massa yang sedang menyerbu rumah jemaat Ahmadiyah itu. Sekilas, si penyerbu itu mengucapkan ‘sobat’. Namun, benar tidaknya kata itu yang diucapkan, tidak bisa dipastikan. Si penyerbu pun tersenyum sebelum akhirnya pergi.

Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa si penyerbu itu memberi salam kepada si perekam ini? Karena banyak orang lain di lokasi yang merekam dengan ponsel, tapi tidak diberikan perhatian khusus seperti ini.

Mengapa orang itu memberi salam pada Arif, masih misterius. Sementara, Arif kini berada di bawah lindungan LPSK.[muslimdaily.net/dtk]

Skenario Besar di Balik Kerusuhan Cikeusik dan Temanggung

Di jaman Kapolri Bambang Hendarso Danuri, gerakan Islam terus-menerus difitnah dengan isu terorisme. Setelah Kapolri berganti, kini Ummat Islam lagi-lagi difitnah dengan kerusuhan Cikeusik Pandeglang dan Pemalang. Kalau di jaman BHD operator fitnahnya Polri dan Densus88, maka dalam kerusuhan terakhir ini banyak tangan-tangan yang bermain.

Intinya, modus kerusuhan Cikeusik dan Pemalang itu SAMA PERSIS seperti Insiden Monas pada tanggal 1 Juni 2008 lalu. Modusnya sama persis. Hanya kita saja yang cepat melupakan Insiden Monas, sehingga tidak mengenali cara-cara yang digunakan dalam kerusuhan Cikeusik-Pemalang.

Dalam Insiden Monas, pemicunya adalah demo warga Ahmadiyyah di Monas. Dalam kasus Cikeusik pemicunya juga soal konflik dengan Ahmadiyyah; dalam kasus Pemalang soal penistaan agama oleh aktivis Kristen. Dalam Insiden Monas, SBY sangat cepat bereaksi mengecam ormas anarkhis (yaitu FPI). Begitu pula dalam dua kerusuhan terakhir. Bukan hanya SBY, tetapi tokoh politik, aktivis LSM, media-media massa, tokoh “agama”, dll. serentak mengutuk FPI dan mencerca pemuda-pemuda Islam yang diduga terlibat dalam kerusuhan itu. Ujung-ujungnya, mereka mendesak supaya FPI cepat dibubarkan (karena itulah order penjajah yang harus cepat dilaksanakan).

Sangat ironis melihat pemimpin seperti SBY. Dia begitu bernafsu mendesak agar ormas anarkhis (yaitu FPI) dibubarkan, tetapi dia tidak pernah sedikit pun menyinggung agenda pembubaran Ahmadiyyah. Padahal itu sudah dituntut Ummat Islam sejak lama. Hanya karena tekanan sejuta facebookers, SBY mau memberi fasilitas deponeering kepada Bibit-Chandra. Tetapi atas tekanan Ummat Islam yang sekian lama meminta Ahmadiyyah dibubarkan, SBY seperti tidak punya telinga. SBY ini jelas hatinya lebih mencintai aliran sesat dan kafirin liberal, daripada ke Ummat Islam.

Dapat dikatakan, kerusuhan Cikeusik atau Pemalang itu sepenuhnya rekayasa. Komnas HAM mengakui bahwa ada rekayasa dalam kedua kerusuhan itu. Hanya saja, kita kemudian bertanya-tanya, siapa yang merekayasa dan untuk apa? Kalau misalnya pemuda-pemuda FPI yang melakukan tindak kekerasan itu, hampir dipastikan mereka jarang merekayasa. Kejadian kerusuhan sebelum-sebelumnya selalu bersifat insidental-situasional. Namun kalau kita ingat Insiden Monas yang diprovokasi oleh para aktivis AKKBB, kita akan paham siapa yang merekayasa kerusuhan ini. Targetnya jelas, untuk memfitnah gerakan Islam, menjelek-jelekkan Ummat Islam, dan membubarkan FPI.

Banyak bukti-bukti bisa disebut bahwa kerusuhan Cikeusik Pandeglang adalah hasil rekayasa. Di antaranya adalah sebagai berikut:

[1] Kerusuhan di Cikeusik tidak terjadi secara spontan, tetapi berproses memakan waktu sampai mencapai titik klimaksnya. Bahkan beberapa bulan sebelum kejadian, sudah ada pemanasan situasi ke arah kerusuhan itu. Kalau kerusuhan anarkhis biasa, cenderung terjadi secara insidental, seperti kasus tawuran dengan jamaah HKBP di Ciketing beberapa waktu lalu.

[2] Dalam kerusuhan Cikeusik itu, pihak Ahmadiyyah sudah mempersiapkan diri dan kekuatan. Mereka sengaja mendatangkan bantuan tenaga dari Jakarta dan Bogor, lalu di rumah Suparman tempat terjadinya kerusuhan, didapati banyak senjata-senjata tajam. Tampak jelas, pihak Ahmadiyyah sudah mempersiapkan diri menyambut kerusuhan itu. Bahkan mereka sengaja melakukan provokasi dengan menantang warga. Artinya, pihak Ahmadiyyah sangat membutuhkan terjadinya kerusuhan itu untuk mencapai tujuan-tujuan politik mereka.

[3] Pihak Ahmadiyyah sudah sedemikian rupa mempersiapkan “hajatan” kerusuhan Cikeusik ini. Salah satu dari orang Ahmadiyyah yang kemudian berlindung di bawah LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), sengaja menyamar seperti wartawan TransTV/Trans7 dengan seragam hitam-hitam. Sebelum kerusuhan pecah, dia melakukan liputan gambar dari berbagai sisi, baik meliput pihak Ahmadiyyah maupun warga anti Ahmadiyyah. Saat terjadi kerusuhan, wartawan palsu itu tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meliput peristiwa tragis tersebut. Tujuannya jelas, agar bangsa Indonesia dan dunia mengutuk para penyerang dan mengasihani pihak Ahmadiyyah.

[4] Para penyerang dari pihak anti Ahmadiyyah, mereka sengaja memakai tanda-tanda berupa pita. Ada pita biru, ada pita hijau, juga pita kuning. Sepanjang sejarah insiden yang melibatkan pemuda-pemuda FPI, tidak pernah ada pemakaian pita-pita seperti itu. Baru pertama kalinya ini ada penyerang anti Ahmadiyyah memakai pita-pita. Hal ini menjelaskan bahwa bukan hanya pihak Ahmadiyyah yang telah mempersiapkan diri, tetapi pihak penyerang pun sudah dipersiapkan. Penyerang dan yang diserang sudah dipersiapkan, lalu juru kameranya juga sudah dipersiapkan. Selanjutnya, tinggal mempersiapkan orang-orang yang akan mengecam FPI dari sana-sini, baik dari kalangan pejabat, wartawan, aktivis LSM, tokoh “agama”, dan seterusnya. Jadi klop sudah.

[5] Permainan ini belum lengkap tanpa keterlibatan Polisi. Meskipun Polisi dalam hal ini tidak bertindak seperti Densus88, tetapi mereka melakukan peran yang significant, yaitu: membiarkan kerusuhan itu terjadi. Dalam video yang disebar oleh cameramen dari Ahmadiyyah yang berinisial A itu, jelas-jelas sangat terlihat bahwa Polisi tidak berbuat apapun untuk menyelematkan rumah Suparman dan penghuninya. Memang ada tindakan satu dua orang Polisi mencegah perkelahian, tetapi menurut akal sehat, bagaimana bisa dua orang melawan puluhan orang bersenjata tajam dan beringas? Polisi disini tetap ikut berperan, dalam rangka membiarkan kerusuhan itu terjadi. Lalu tokoh-tokoh dan media massa bersikap pura-pura mengecam Polisi dan menyebut mereka tidak becus. Ya bagaimana akan becus, wong mereka memang membiarkan kerusuhan terjadi?

[6] Ada kejadian aneh ketika seorang penyerang anti Ahmadiyyah memberikan salam di depan kamera orang Ahmadiyyah berinisial A itu. Roy Suryo termasuk merasa heran juga dengan sikap salam di dada itu. Lho, ini bagaimana sih, kok pihak penyerang memberi salam kepada kamera? Dalam peristiwa kerusuhan di seluruh Indonesia, hampir tidak akan ditemukan kejadian salam semacam itu. Seakan antara penyerang dan pihak cameramen (Si A) sudah tahu sama tahu.

Singkat kata, kerusuhan Cikeusik ini memang sengaja dibuat terjadi. Bahkan sudah dipersiapkan juru kamera yang akan mengabadikan kerusuhan itu secara tragis. Modusnya sama seperti Insiden Monas beberapa tahun lalu. Disana ada provokasi, penjebakan, perekaman kejadian, pembentukan opini secara massif, lalu ujungnya: tuntutan pembubaran FPI.

Harus diakui, para PENJAJAH sudah mengeluarkan banyak biaya untuk menghabisi FPI. Mereka sudah berhasil mengurung MMI dan JAT melalui isu terorisme. Bahkan Amir JAT, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir saat ini sedang diadili. Tinggal FPI yang susah sekali ditaklukkan. Nanti kalau FPI berhasil ditundukkan, maka Ummat Islam Indonesia tidak memiliki lagi organisasi yang bersikap tegas dan berani. Nanti yang tinggal adalah organisasi-organisasi “rahmatan lil ‘alamiin” yang mengagumi romantisme-romantisme picisan seperti yang diusung novel-novel sejenis AAC, KCB, dan lainnya.

Pembubaran FPI telah menjadi agenda global. Semua unsur penjajah di Indonesia menjadikan FPI sebagai target. Sebab, mereka terus was-was selama FPI masih eksis. FPI dikhawatirkan akan menggerakkan perlawanan umum anti penjajahan di Indonesia. Karena selama ini FPI mati-matian menuntut Ahmadiyyah dibubarkan, maka FPI dijebak dengan kerusuhan yang melibatkan Ahmadiyyah juga. Seperti pepatah, “Ikan dipancing dengan umpan yang disukainya.”

Sama saja dengan kejadian kerusuhan di Pemalang. Ini juga by design. Sangat jelas modus dan cara-caranya. Disana dijumpai fakta-fakta aneh, antara lain sebagai berikut:

Pertama, kerusuhan di Temanggung itu juga tidak spontan terjadi. Proses persidangan sudah dimulai sejak bulan Oktober tahun 2010. Dalam persidangan ini ada potensi konflik yang nyata, maka potensi itulah yang kemudian dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Kedua, banyak saksi mata melihat, para perusuh ketika menyerang PN Temanggung memakai jubah, kopiah, baju koko, dll. Tetapi ketika melarikan diri, mereka melepas jubah dan bajunya, lalu lari dengan baju mereka sebelumnya. Hal ini kan sangat jelas, bahwa tujuan kerusuhan itu hanya untuk menjelek-jelekkan citra aktivis Islam yang sering memakai jubah, baju koko, kopiah.

Ketiga, adalah sangat aneh ketika massa perusuh di depan PN Temanggung justru bersikap anarkhis, padahal mereka sudah mendengar bahwa terdakwa dalam sidang di PN tersebut sudah dihukum maksimal 5 tahun. Seharusnya mereka bersorak-sorai dan bergembira, tetapi malah berbuat rusuh. Bandingkan dengan pengadilan Ariel Peterporn di PN Bandung. Oleh jaksa dia dituntut 5 tahun penjara, tetapi oleh hakim divonis 3,5 tahun penjara. Ribuan pengunjuk rasa anti Ariel merasa kecewa dengan vonis itu, tetapi nyatanya mereka tidak berbuat rusuh. Hanya bedanya, kalau di Bandung demo anti Ariel murni dilakukan oleh pemuda-pemuda Islam, kalau di Temanggung demo digerakkan oleh manusia-manusia atheis anti Islam.

Keempat, adalah suatu kesengajaan yang sangat memalukan, ketika kerusuhan anarkhis diarahkan untuk merusak bangunan-bangunan fisik gereja dan sekolah Kristen. Menurut saksi mata, para perusak atau pembakar gereja itu sudah stand by di posisinya sejak pagi. Mereka tidak ikut dalam kerusuhan di depan PN Temanggung, tetapi bersiap diri di posisi masing-masing. Dalam kerusuhan-kerusuhan yang melibatkan pemuda Islam, jarang sekali mengarah ke tempat-tempat ibadah non Muslim. Tetapi di Temanggung, seakan segalanya sudah dipersipkan dengan baik, sehingga nantinya ada bahan pidato bagi SBY untuk menyerang ormas Islam (yaitu FPI).

Kelima, dan lagi-lagi dalam kerusuhan Temanggung ini pihak Polisi cenderung mendiamkan. Kalau mendiamkan 100 % tidak, tetapi mereka tidak bertindak cepat meredakan kerusuhan itu. Fakta paling nyata ialah ketika perusuh hendak menggulingkan truk Dalmas milik Polisi. Ada puluhan Polisi melihat kejadian itu, sebab ia terjadi di depan mereka, dalam jarak sekitar 100 m. Tetapi tidak ada upaya menggagalkan pengrusakan itu. Seolah anggota Polisi berbisik dalam hatinya, “Ayo, ayo, ayo cepat gulingkan truk itu! Cepat!! Biar kasus ini berjalan sempurna. Ayo cepat!!!”

Tidak diragukan, bahwa ada keterlibatan pemuda-pemuda Islam dalam dua kerusuhan itu. Tetapi sifat keterlibatan mereka hanya ikut-ikutan saja, atau ikut terprovokasi. Sedangkan otak kerusuhan itu, pembuat desainnya, dan provokatornya bukan mereka. Mereka hanya sekedar penunjang keberhasilan desain kerusuhan yang sudah disiapkan.

Kerusuhan Cikeusik atau Temanggung ini sudah diatur dengan rapi. Komnas HAM mengklaim kerusuhan itu by design. Bambang Soesatyo, salah seorang anggota DPR RI, mensinyalir kedua kerusuhan itu sengaja dibuat dengan menumpang isu pertikaian agama. Mahendradata dari Tim Pembela Muslim juga mengatakan demikian.

Kalau mendengar betapa kotornya congor Usman Hamid dari Kontras saat meletup-letup di MetroTV, dia menuntut agar FPI segera dibubarkan. Begitu pula betapa busuknya mulut Hendardi ketika mendesak Pemerintah SBY agar segera membubarkan FPI. Kita tahu arah dari semua gerakan ini. Semua ini adalah order penjajah agar FPI segera dihabisi. Manusia-manusia kotor seperti itu tak lebih dari para figuran, di antara firguran-figuran lain, yang memainkan kisah konspirasi memalukan, dalam rangka menghajar ormas Islam (khususnya FPI). Mereka-mereka ini kan seperti manusia atheis yang tidak mengenal Tuhan, moral, apalagi rasa malu.

Semoga Allah Ta’ala, Al ‘Aziz Ar Rahiim, Al Jabbar Al Mutakabbir, Al ‘Alim Al Hafizh, selalu menolong, merahmati, mengampuni, memberi jalan keluar, serta meninggikan ‘izzah pejuang-pejuang Islam di Tanah Air, yang selalu istiqamah dan ikhlas membela agama-Nya. Dan semoga pula, Allah Al ‘Aziz menghajar manusia-manusia atheis itu, menghancurkan kehidupan, bisnis, dan penghasilan mereka; menimpakan penyakit mematikan, kegelisahan hebat, ketakutan memuncak, kehinaan, serta kehancuran lahir-batin kepada kaum atheis dan musuh-musuh Islam itu. Terimalah doa kami ya Rabbana ya Mujibas sa’ilin. Amin Allahumma amin. Wa shallallah ‘ala Rasulillah Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat di sisi Ummat Rasulullah Saw, dan bernilai di sisi Allah Rabbul ‘alamiin. Amin. Mohon dimaafkan atas segala salah dan kekurangan.

Bandung, 15 Februari 2011.
AM. Waskito.
(Penulis buku Islam, tinggal di Bandung).

http://voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2011/02/16/13350/skenario-besar-di-balik-kerusuhan-cikeusik-dan-temanggung/

7 Tanggapan

  1. wah islam itu agama damai sob bukan brutal, gua amat g sepakat tu sama fpi n kawan2nya apa2 diselesaikan dengan kekerasan, perasaan nabi g pernah tuh ngajarkan hal yang kayak gitu, waktu berdakwah nabi juga sering di aniaya namun tiadaa pernah tuh menyimpan dendam sama sekali, islam itu g sebatas sorban doang bro…

  2. benarr skali jeh pendapat ente….. ! mnurut ane sgt deskriptif & terukur !

  3. Hsl diskusi kami di bangku S2 berhipotesis bhw :
    aktorx adlh fungsionaris Ahmadiyah (grombolan Ghulam), lalu yg dikorbankan adl kader mereka yg tolol, bkn mustahil dg cara mgorbankan kelompok mereka dg tujuan pencitraan.

    indikatorx & potensi psikologis terlihat pd Ahmadiyah itu kumpulan org2 culas, makar.

    sbb :
    Nabi SAW. di khianati….
    lalu agar diterima di Indonesia kini ajaran Ahmadiyah/Ghulam sndiri juga diingkari

  4. betul…video itu adalah hasil rekayasa dari dinas rahasia yahudi untuk memojokkan umat islam yang cinta damai. orang yahudi telah menemukan cara membuat video animasi komputer yang mirip sekali dengan aslinya dan salah satu rekayasa mereka adalah video cikeusik ini …semua tayangan video itu sebenarnya tidak nyata tapi hasil animasi lewat komputer dimana dibuat seolah-olah orang islam mengeroyok dan membunuh orang ahmadiyah padahal sebenarnya itu hanya hasil rekayasa di komputer…

  5. maju terus fpi
    hancurkan!!!
    binasakan mereka yang menghalang n menghadangmu…..ILOVE FPI

  6. jika agama d turunkan sbg tuntunan bag manusia u hdp dlm damai, tak nampak wajah yg damai, santun, cinta n penuh kasih dlm dri kaum FPI dkk. yg ku lihat cuma kebengisan, penuh dendam, caci maki, kebencian, teror serta penuh fitnah n amarah. kalian (FPI dkk) adalah kaum teroris yg ingin mengacaukan indonesia n mengganti faham serta ideologi pancasila kami dg faham syariat, kalian (FPI dkk) ingin menjadikan indonesia seperti afganistan, pakistan, yaman, sudan, somalia atau iraq.

  7. artikel sngt bagus dn bermutu. ditunggu tulisan brikutnya.
    wassalam.

Tinggalkan komentar