Ribuan Orang Iringi Penguburan Sang “Pahlawan”

Ribuan orang dari berbagai elemen dan ormas Islam mengikuti acara penguburan 3 terpidana mati kasus bom bali I , jutaan pekikan takbir ( baik yang diucapkan oleh para peziarah maupun orang orang yang tidak bisa hadir di acara itu ) mengiringi pemakaman sang Pahlawan.

Walaupun pemerintah dan depkominfo melarang menyebut mereka sebagai Syuhada, Mujahid, atau Pahlawan tetapi banyak orang tetap menyebut mereka sebagai para pejuang Islam dan layak disebut Mujahid.

Inalillahi wa Ina ilaihi roji’un

Saya pribadi lebih tepat menyebut mereka sebagai Pahlawan, karena aksi mereka yang disebut sebagai aksi terorisme itu telah membuat orang menjadi penasaran dengan ajaran Islam, dengan konsep jihad dan tertarik untuk mempelajarinya.Banyak ustad dan aktifis muslim yang mencoba meluruskan pengertian jihad sehingga membuat banyak orang makin mengerti akan Islam dan jihad. itu terbukti dari statistik blog ini. banyaknya orang yang menemukan blog ini karena searching di google dengan keyword
“apakah islam mengajarkan teroris”
“islam bukan teroris”
“jihad dan bom bunuh diri”
“arti jihad”
dll
Disamping itu karena aksi bom yang dilakukan oleh Amrozi cs telah membuat mata kita terbuka dengan menjadi tahu siapa teroris sesungguhnya.

EKSEKUSI TIDAK MENYELESAIKAN TERORISME

Eksekusi yang diharapkan bisa mengakhiri aksi terorisme ini tidak akan terwujud jika tidak dibarengi dengan dakwah tentang konsep jihad yang benar.
Selain itu peran pemerintah dalam mencegah aksi aksi tersebut tidak hanya dengan menangkapi para aktifis tetapi harus dengan membuat keadilan sehingga tidak membuat orang menjadi terpancing untuk melakukan aksi aksi yang lain.
Ketidak adilan pemerintah contohnya dalam menyelesaikan masalah konflik yang terjadi di Indonesia juga karena penulisan sejarah yang tidak sesuai dengan kenyataan. Kalau kita membuka buku sejarah atau masuk ke museum nasional, wajah Islam selalu di identikkan dengan pemberontak dan seolah olah tidak ada kontribusinya dengan kemerdekaan ini.

WAR ON TERORISM

Pemerintah Indonesia tidak boleh terjebak pada apa yang disebut kampanye war on terrrorism yang didengungkan AS karena kampanye ini hanyalah kedok (mask) untuk menutupi maksud sesungguhnya, yakni war on Islam. Mengapa?

Bila benar AS dan negara-negara sekutunya sungguh-sungguh berperang melawan terorisme, dan terorisme itu diartikan sebagai setiap orang atau kelompok orang yang dalam mencapai tujuannya menggunakan kekerasan, maka mestinya orang-orang seperti presiden Bush, Ariel Sharon, Tony Blair dan tokoh lainya, dan negara seperti AS, Inggris dan Australia juga negara lain yang jelas-jelas telah menghancurkan Irak dan Afghanistan, juga harus dianggap teroris.

Tapi kenyataannya, yang disebut teroris hanyalah orang atau kelompok Islam yang sesungguhnya bertindak melakukan perlawanan terhadap kedzaliman terhadap dunia Islam, sementara negara dan orang-orang yang jelas-jelas memerintahkan melakukan kedzaliman itu justru tidak pernah dipersoalkan.

ANTARA AMROZI CS DAN KARTOSUWIRYO

Ada kesamaan antara nasib Amrozi cs dengan apa yang dialami oleh SM Kartosuwiryo, banyak orang yang menyebut mereka sebagi pemberontak dan teroris tetapi dilain pihak banyak yang menyebut mereka sebagai Mujahid