Sajak “P A L S U” ditengah Demokrasi yang PALSU


Selamat pagi pak, selamat pagi bu,
ucap anak sekolah dengan sapaan palsu.
Lalu merekapun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.
Di akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan
nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah
mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk
menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.

Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya
pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru.

Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, merekapun
lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian
menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu. Dengan gairah
tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka
saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor
dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan
berbagai barang kelontong kualitas palsu.

Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus
dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga
pinjaman dengan ijin dan surat palsu. Masyarakat pun
berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu.
Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam
nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu
meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan
gagasan-gagasan palsu di tengah seminar dan dialog-
dialog palsu menyambut tibanya demokrasi palsu yang
berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu.
(Agus R. Sarjono 1998)

Makanya tidak heran sekarang ini banyak berkeliaran;
Guru guru palsu, ulama palsu, Nabi Palsu, agama palsu, Presiden Palsu, Pemimpin Palsu, Partai Palsu,
Pengusaha palsu, hakim palsu, pengacara palsu, uang palsu, Aparat palsu,
pria palsu, wanita palsu, cinta palsu, anak anak palsu, lengkap dengan
negawaran palsu, wakil rakyat palsu dan POLITISI POLITISI palsu beijazah
palsu dengan surat keterangan sehat palsu dari dokter dokter palsu..

5 Tanggapan

  1. Nice! Goog Luck

  2. ah, ternyata postingan ini hampir palsu.. ha..ha 😀 , kirain karya sendiri yg punya blog.. tapi gak pa-pa.. ide bagus..

    BTW, banyak juga blogger-blogger palsu dengan avatar palsu, postingan palsu, komentar palsu, biodata palsu, dan… software palsu…

    Syukron, udah mampir di blog saya..
    jazaakalloohu khoiron..

  3. Wah iya, sekarang banyak bloger palsu, postingan palsu, komentar2 palsu, avatar palsu, lengkap dg nama dan profil palsu. Tapi statistik blog ini nggak palsu mas. Kebetulan nggak tertarik buat hits/pengunjung palsu. Yah 60-70 sehari aja dah cukup.

  4. puisi yang mencerahkan

    salam kenal

  5. y trima kasih jg sbg bhan renungan

Tinggalkan komentar