Semuanya Punya Dalil


Bismillaah

Tidak ada satu sekte sesat di muka bumi ini, yg menisbatkan dirinya kepada Islam, kecuali mereka memiliki dalil.

Tidak ada satu bid’ah dari bid’ah yg dilakukan melainkan pelakunya mempunyai dalil, dari dhahir-dhahir ayat Al Qur’an atau Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Tatkala Syi’ah mengajak kepada imamnya yg dua belas, mengkafirkan para Shahabat Nabi dan istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menghalalkan mut’ah, merekapun mempersembahkan dalil – dalil kepada ummat.

Tatkala Ahmadiyah menyatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi setelah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka merekapun mendatangkan dalil-dalilnya.

Tatkala Liberal, menyatakan Al Qur’an perlu direvisi, Al Qur’an yg ada sudah tidak sesuai dengan masa kini, homoseks diperbolehkan, pornoaksi dan pornografi halal, maka merekapun tidak omong kosong, mereka mendatangkan dalil-dalilnya dari Al Qur’an & Sunnah yg menguatkan pemahaman mereka.

Tatkala sekelompok Shufi, dengan berbagai bid’ah mereka, bahkan sampai ada yg menyatakan Allah dapat menyatu dgn mahlukNya, mereka juga menuliskan dalil-dalilnya dalam lembaran-lembaran buku yg banyak.

Terus apakah dengan mendatangkan dalil-dalil tersebut, mereka dapat melegalkan ajaran mereka, karena mereka bersandar kepada dalil-dalil dari Al Qur’an dan Sunnah?!

Kalau seperti itu, akan dibawa kemana umat ini, kalau ternyata semuanya memiliki dalil.

Bahkan orientalis yg mengatakan Islam adalah agama bangsa Arab, hadits bikinan para ulama’ dll, merekapun juga mendatangkan dalil dari Al Qur’an & Sunnah.

Imam Syatibi berkata,”Oleh karena itu, tidaklah kamu mendapati salah satu sekte dari sekte-sekte sesat atau tidak satu orangpun yg menyelisihi pendapatmu dalam hukum-hukum, baik itu furu’iah atau yg prinsipil, yg tidak mampu untuk berdalil atas kebenaran mazhabnya dengan dhohir-dhohir dalil.

Bahkan kami mendapati orang-orang fasik yg berdalil dlm perkara-perkara kefasikan dengan dalil-dalil yg ia sandarkan kepada syariat yg suci.

Bahkan orang-orang Nashrani menguatkan ajaran mereka dgn Al Qur’an.
Oleh karna itu selazimnya bagi yg mengkaji suatu dalil syar’i untuk memperhatikan pemahaman orang-orang pertama (para sahabat) dan pengamalan mereka dengan dalil itu, karna itu lebih layak untuk menepati kebenaran dan lebih lurus dalam berilmu dan beramal”.
(Al Muwafaqat 3/288-289).

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah memberikan solusi tapi kadang berat hati ini utk mengikutinya, karna sebagian hidup di lingkungan yg sudah turun-temurun meyakini hal itu atau karna termakan tulisan-tulisan yg tidak dapat dipertanggung jawabkan, di samping ilmu agama yg minim.

Apa solusi itu…?

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Maka sungguh, siapa yg hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yg banyak, maka wajib hendaklah kalian mengikuti sunnahku & sunnah Al-Khulafa yg mendapat bimbingan & petunjuk, pegang eratlah sunnah itu & gigitlah dgn geraham-geraham kalian.”
(HR. Abu Dawud no. 4607 & At-Tirmidzi no. 2676)

Maka demi kejayaan Islam.
Demi persaudaraan Islam
Saatnya kita kembali kepada sunnah.

Dalam urusan agama, cukuplah kita mengamalkan apa yg mereka amalkan
Yg tidak, ya tidak perlu dibahas, tidak perlu dibikin ruwet.

Kita terus meniti jalan mereka, sampai kita berjumpa dengan Allah Ta’ala.

Insyaa Allah kita akan dihimpun bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.

https://www.facebook.com/100005426232544/posts/244275559096650

Tinggalkan komentar